Organisasi pasti membutuhkan seorang manajer yang mampu memimpin dan mengatur organisasinya. Dibutuhkan manajer yang aktif dan berkompeten dalam memimpin dan mensukseskan sebuah organisasi. Jika kita ingin menjadi manajer yang sukses dalam memimpin organisasinya maka kita harus mempelajari interpersonal skill. Interpersonal Skill adalah kecakapan atau keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, kecakapan atau keterampilan untuk berkomunikasi baik verbal maupun non verbal. Interpersonal skill dapat dikuasai jika kita dapat menekan ego pribadi. Dengan menekan ego pribadi, maka kita dapat belajar untuk memahami orang lain karena setiap orang mempunyai keunikan masing-masing. Penguasaan interpersonal skill yang memadai memungkinkan kita untuk dapat menangani anggota secara lebih efektif, komunikasi akan berjalan lancar, tercipta hubungan yang harmonis dan adanya saling bergantung dan saling terikat dengan sesama anggota sehingga meningkatkan produktivitas anggota dalam suatu perusahaan.

“Orang hebat melakukan pencarian dalam dirinya sedangkan orang kejam mencari dari dalam diri orang lain” – Confucius.
Salah satu kegagalan yang paling sering terjadi dari kegagalan manajer adalah buruknya interpersonal skill. Kurangnya interpersonal skill menyebabkan manajer tidak dapat berkomunikasi dengan baik dengan rekan kerja ataupun anggotanya sehingga tentu ini sangat mempengaruhi semangat tim yang berpotensi menurunkan produktivitas mereka. Lebih parah lagi ketika terjadi konflik antara manajer dengan karyawan, maka ini akan menyebabkan frustasi terhadap karyawan sehingga memicu turnover.
Interpersonal skill merupakan sebuah proses dimulai dari berkomunikasi dengan diri sendiri, mengenali pola pikir masing-masing, dan menyadari kekuatan perubahan. Interpersonal skill mutlak dimiliki oleh seorang manajer jika ingin sukses melakukan hubungan interpersonal. Untuk membangun interpersonal skill kita harus terlebih dahulu mengenali diri sendiri. Sekilas memang tampak mudah, tapi kenyataan tidak demikian. Kita harus waspada atas kecenderungan karena kecenderungan dapat mempengaruhi kinerja organisasi. Kita juga harus mengenali kekuatan dan kelemahan diri. Allah telah membekali manusia dengan empat anugrah yaitu kemampuan akal, emosi, fisik dan spiritual yang harus dipahami kelemahan dan kelebihannya untuk dikembangkan dalam pengendalian diri. Jika kita terlalu cepat bereaksi akan cenderung acuh dan akan melemahkan kemampuan memimpin. Keadaan seperti ini memang manusiawi tetapi jika tidak dikontrol emosi akan menghalangi manajer untuk berpikir rasional atau bahkan ‘stuck’ ketika menghadapi masalah yang lebih kompleks.
Interpersonal skill sangat diuji ketika terjadi konflik. Manajer dapat menjadi mediator antar pihak yang berkonflik. Lakukan dengan kepala dingin untuk memperlancar komunikasi antar kedua pihak dan masalah dapat terselesaikan. Manajer harus bersikap netral sekaligus bijak untuk dapat mengambil peran sebagai mediator.
Kita juga dapat mengukur dan melakukan penilaian mengenai interpersonal skillnya. Untuk melakukan penilaian tentang kemampuan interpersonal, kita dapat melakukannya sendiri (self assessment) atau dapat meminta orang lain untuk menilai berdasarkan persepsi mereka tentang kemampuan interpersonal kita. Penilaian ini sangat subjektif karena sangat beragntujng pada apresiasi orang terhadap manajer. Dapat terjadi, pendapat teman kita akan berbeda dengan kita. Namun demikian, apapun penilaian orang, kita dapat menggunakan bahan ini untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan interpersonal kita.