
Pengertian Manajemen Konflik
Manajemen konflik berasal dari dua kata, yakni manajemen dan konflik. Istilah manajemen berasal dari bahasa Italia ‘Maneggiare’ yang berarti melatih kuda-kuda, atau secara harfiah ‘to handle’ yang artinya mengendalikan. Sementara itu, menurut kamus Inggris Indonesia, ‘management’ artinya pengolahan dan istilah ‘manager’ berarti tindakan membimbing atau memimpin.
Sedangkan dalam bahasa Cina, manajemen adalah ‘kuan lee’ yang berasal dari dua kata yaitu ‘kuan khung’ yang artinya mengawasi orang kerja, dan ‘lee chai’ yang artinya memanajemen konflik uang. Sehingga definisi manajemen di dalam manajemen konflik ini tindakan untuk mengawasi atau mengatur orang bekerja.
Pengertian Manajemen Konflik Menurut Para Ahli
- Howard Ross (1933)
Menurut Ross, pengertian manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif.
Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama dalam memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga.
Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi termasuk perilaku para pelaku dan bagaimana mereka memengaruhi kepentingan dan penafsiran terhadap konflik. - Minnery (1980)
Minnery mengungkapkan arti dan pengertian manajemen konflik merupakan proses, sama halnya dengan perencanaan yang merupakan proses.
Menurutnya, proses manajemen konflik perencanaan merupakan bagian yang rasional dan bersifat iteratif, artinya bahwa pendekatan model manajemen konflik perencanaan terus mengalami penyempurnaan sampai mencapai model ideal.
Konflik juga memiliki beberapa jenis yang dapat dilihat dari sudut fungsinya dan orang yang terlibat didalamnya, seperti dibawah ini.
Jenis Konflik
Konflik dilihat dari fungsi:
- Functional Conflict (Konflik yang fungsional) : Konflik yang mendukung tujuan kelompok, memperbaiki kinerja kelompok
- Dysfunctional Conflict (Konflik yang disfungsional) : Konflik yang merintangi tercapainya tujuan kelompok
Dilihat dari orang yang terlibat di dalamnya:
- Konflik dalam diri individu
- Konflik antar individu
- Konflik antara individu dan kelompok
- Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama
- Konflik antar organisasi
- Konflik antar individu dalam organisasi yang berbeda
Dalam setiap konflik yang kita hadapi tentunya kita mempunyai berbagai macam cara untuk mengatasi konflik tersebut. Berikut beberapa strategi untuk mengatasi konflik :
- Akomodatif
Akomodatif atau accommodating di dalam melaksanakan manajemen konflik ini adalah Anda sebagai pihak ketiga diharap dapat menjadi penengah terjadinya konflik dengan membuka diri untuk menerima dan menampung seluruh aspirasi, pandangan, dan pendapat dari kedua belah pihak yang terlibat konflik.
Namun, jika Anda bertindak sebagai pembuat keputusan, dengan adanya solusi yang tepat, strategi ini sangat bisa digunakan untuk menguntungkan salah satu pihak atau semua pihak secara adil. - Menghindari
Strategi menghindari atau avoiding di dalam manajemen konflik dilakukan sebagai langkah antisipasi yang dilakukan untuk dapat mencegah dan menghindari potensi konflik. Di sini, seseorang dituntut harus memiliki daya analisis yang tajam terhadap dinamika organisasi dan tim.
Selain itu, seseorang juga dituntut untuk mampu mengidentifikasi adanya berbagai hal yang dapat menjurus ke konflik antaranggota tim sehingga dapat mengambil kebijakan yang tepat sebelum terlanjur terjadi sebuah konflik. - Kolaborasi
Strategi kolaborasi atau collaborating ini mampu mengubah konflik menjadi hal yang positif. Caranya yakni dengan membiarkan semua pihak yang terlibat di dalam konflik mampu berkolaborasi. Meski demikian, strategi manajemen konflik ini hanya akan efektif bila kedua belah pihak yang memiliki konflik bisa menyepakati tujuan bersama. - Kompromi
Strategi manajemen konflik selanjutnya adalah kompromi, di mana proses penyelesaian konflik dilakukan dengan upaya untuk mencapai kompromi, ketika masing-masing pihak yang terlibat dapat menurunkan atau mengurangi tuntutan, kepentingan, keinginan, atau kehendak, sehingga dapat menghasilkan titik temu yang dapat diterima kedua belah pihak. - Kompetisi
Strategi kompetisi atau competeting untuk melaksanakan manajemen konflik ini dilakukan dengan cara membiarkan kedua belah pihak yang berkonflik untuk dapat berkompetisi secara sehat. Anda sebagai penengah atau ‘wasit’ dapat memantau dan mengawasi kedua belah pihak.
Meski dalam beberapa kasus cara ini cukup adil dan fair, namun biasanya menghasilkan solusi yakni mendapatkan pihak yang menang dan kalah. - Konglomerasi
Strategi konglomerasi atau conglomerating ini merupakan cara menyelesaikan konflik atau strategi manajemen konflik dengan menggabungkan beberapa strategi di atasi dengan dilakukannya sebuah kompromi.
Dalam mengatasi sebuah konflik biasanya Strategi Kompromi merupakan strategi yang paling umum digunakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan tetapi tidak ada yang dirugikan.
Sumber : Manajemen Konflik : Pengertian, Strategi dan Contoh. Diakses dari https://deepublishstore.com/blog/materi/manajemen-konflik/ , Koko Widyatmoko.