11 negara sudah lockdown dengan adanya virus corona, mungkin Indonesia akan menyusul, bergantung pada bagaimana penyebaran virus ini bisa diminimalisir dan korban yang jatuh tidak banyak. Berbagai perusahaan berada dalam posisi genting karena tidak bisa menjalankan aktivitas produksi dan pemasaran dengan baik,sehingga tidak ada uang masuk, sementara biaya terus berjalan, terutama gaji karyawan yang harus di bayarkan. Bahkan perusahaan raksasa mendunia seperti Samsung, menutup pabriknya di Korea Selatan. Apple Inc juga sudah mengatakan perusahaannya merugi, begitu juga produsen mobil listrik Tesla yang juga menghentikan sementara pabrikny adi Shanghai.
Bagaimana dengan Indonesia? Hampir sama. Usaha penerbangan, pariwisata, hotel, restoran, jasa pengiriman dan trasnportasi adalah jenis usaha yang juga terdampak besar. Selain itu, usaha yang mengekspor ke China pun juga terancam bahaya. Begitu juga usaha yang mengandalkan bahan bahan dari China terpaksa berhenti operasi. Meski pemerintah berusaha menekan kerugian pengusaha dengan membebaskan pajak usaha untuk restoran, hotel, juga memberi discount khusus pada penerbangan, dan kabarnya menghapus biaya BPJS ketenagakerjaan untuk sementara waktu, belum bisa mengurangi kerugian yang terjadi. Karyawan resah, pengusaha apalagi. Kondisi ini sangat meresahkan dan mengkhawatirkan.
Masalah yang muncul menyebabkan reaksi yang berbeda pada setiap orang. Sama seperti tubuh yang akan bereaksi untuk melindungi diri saat dalam bahaya, jiwa atau kondisi psikologi manusia juga memiliki sistim khusus untuk mempertahankan diri dalam menghadapi situasi yang membahayakan.Mari kita lihat macam macam reaksinya
1. Penyangkalan (denial)
Misalnya, menyangkal Corona tidak akan berpengaruh apapun dalam bisnis dan kehidupan pribadi. Namun semakin membaca informasi yang beredar dan menemui kondisi dilapangan, apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan.
2. Represi
Saat seseorang merasa bahwa situasi atau konflik tertentu sudah berada di luar kendalinya, ia justru memilih untuk melupakan atau tak mau mengakuinya sama sekali. Contohnya, dengan berdiam diri dan tidak melakukan apapun sehubungan dengan corona, berusaha masa bodo dan cuek.
3. Regresi
Mekanisme ini ditandai dengan mundurnya kondisi psikologi seseorang kembali ke masa-masa ia kecil dahulu. Saat merasa ketakutan akan tertular, ia bisa menangis dan teriak histeris seperti anak kecil. Bisa juga dengan gugup berlebihan sehingga tidak berani melakukan apapun.
4. Proyeksi
Untuk mempertahankan diri dari perasaan, pikiran, atau emosi yang sulit diterima, memproyeksikan perasaan tersebut pada orang lain. Misalnya, karena keputusan pemerintah menghimbau social distance, karyawan menyalahkan perusahaan yang tidak memfasilitasi social distance itu.
5. Rasionalisasi
Mencoba merasionalisasikan pikiran, perkataan, atau perbuatan yang sepenuhnya disadari salah, sebagai bentuk pertahanan diri. Saat tidak memakai masker dan batuk disertai bersin di tempat umum, saat di tegur, beralasan masker habis dimana mana
6. Sublimasi
Melampiaskan emosi negatif pada hal-hal yang positif. Misalnya, karena tidak jadi datang ke reuni, melakukan aktivitas menyikat kamar mandi. Meski positif,sebenarnya menyikat kamar mandi sebagai bentuk pelarian rasa kecewa.
7. Pengalihan (displacement)
Melampiaskan emosi negative ke hal yang negatif. Karena tidak jadi menghadiri reuni, menyetir dengan ugal-ugalan dan marah pada pengguna jalan lainnya.
Dari ke-7 reaksi tersebut, sebaiknya tidak ada satupun yang Anda lakukan, karena kontraproduktif. Alangkah lebih baik melihat sebuah masalah/kondisi dengan mengambil sikap sebagai berikut:
- Tetap bersyukur atas hal- hal yang masih bisa dinikmati, dilakukan dan dijalankan. Dibanding dengan kenikmatan yang sementara ini tercabut, misalnya bersilaturahmi dengan teman-teman, jalan jalan ke mal, masih banyak nikmat lain yang dirasakan. Fokuskan pada hal hal yang mendatangkan rasa syukur ketimbang kecewa
- Tetap produktif dan bersemangat menjalankan aktivitas sehari- hari, termasuk melakukan pekerjaan dengan cara berbeda
- Memberikan kebaikan dan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan pertolongan. Yakini, saat kita menolong sesama, Tuhan pun akan menolong kita
- Senantiasa berdoa agar tidak ada keburukan yang menghampiri. Wabah dapat segera berakhir, seluruh aktivitas hidup kembali normal.
Semoga semua akan pulih dan kembali baik-baik saja .