Kabar gembira untuk para karyawan yang kebetulan belum memiliki kompetensi baru yang dipersyaratkan oleh perusahaan, terutama dalam masa destruktif ini. Paling tidak, Anda tidak akan diberhentikan oleh manajemen selama tidak membuat masalah atau berhubungan dengan integritas.
Berdasarkan hasil survey Nasional Assosiation of Colleges and Employers USA (2002) terhadap 457 pimpinan perusahaan menyatakan bahwa Indeks Kumulatif Prestasi (IPK) bukanlah hal yang dianggap penting dalam dunia kerja. Pengalaman yang dirasakan oleh para HRD dan manager di perusahaan, banyak karyawan yang sebenarnya secara IPK tidak masuk kategori terbaik, namun selama yang bersangkutan dapat menjalankan pekerjaannya dengan baik, melakukan koordinasi dengan berbagai unit dan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi, karyawan tersebut sudah dapat dikatakan produktif. Bahkan, banyak orang di level management memiliki IPK di kategori cukup namun memiliki prestasi kerja baik dan dengan pengalaman mumpuni.
Begitu juga mengenai kompetensi. Di masa sekarang, kompetensi terus berubah, menyesuaikan dengan kebutuhan. Tidak mudah mempelajari kompetensi baru. Karena itu manajemen tetap memberi kesempatan pada karyawan untuk mencapai kompetensi yang diperlukan, termasuk memberikan pembekalan dan training pada mereka. Kompetensi ternyata tidak terlalu menjadi hal yang dipertimbangkan manajemen untuk memutus hubungan dengan karyawan.
Lantas, kira-kira apa yang membuat sebuah perusahaan menghentikan karyawannya? Ternyata, attitude atau tingkah laku menjadi titik permasalahan. Seperti tidak bertanggung jawab, tidak jujur dan hubungan interpersonal yang buruk. Robert Hall International, sebuah perusahaan konsultan di San Francisco, meminta para vice president dan direktur-direktur sumber daya manusia dari 100 perusahaan terbesar di Amerika untuk menyebutkan satu alasan utama mereka memecat seorang pekerja. Ternyata sebagian besar menyebutkan hal hal yang berkaitan dengan tingkah laku menjadi penyebab utama.
Sementara itu, The Carnegie Institute juga menganalisis catatan 10.000 orang dan menyimpulkan bahwa 15% kesuksesan berkaitan dengan pelatihan teknis dan 85% selebihnya adalah masalah kepribadian dan sikap. Sikap yang tidak baik ternyata tidak hanya merugikan tim, namun lebih jauh bisa membuat nama perusahaan tercoreng. Dalam banyak kasus, akibat kesalahan yang dilakukan individu, misalnya bagian customer service, dapat merusak citra perusahaan. Bahkan ada beberapa kasus sampai ditarik ke ranah hukum. Ini tentu menjadi pekerjaan rumah (PR) yang tidak menyenangkan perusahaan.
Attitude ternyata menjadi faktor yang sangat krusial. Attitude sebenarnya sangat personal. Bergantung pada bagaimana latar belakang keluarga, kebudayaan, pendidikan seseorang dan bagaimana selama ini ia berinteraksi. Apa minat dan perhatiannya. Namun ternyata attitude juga bisa di bentuk dan memang harus di bentuk, terutama bagi mereka yang bekerja di perusahaan. Caranya dengan memberikan pembekalan Interpersonal skills. Bagaimana bersikap dengan baik, berprilaku positif, menjaga norma kesopanan, memberikan respon yang sesuai, dan menjalin komunikasi yang asertif juga komunikatif.
Di tahap lebih lanjut, interpersonal skills membahas bagaimana cara mendekati orang-orang baru, memulai pembicaraan dan bertingkah laku yang sesuai. Selain itu bagaimana berhubungan dengan mitra, memberikan feedback yang sesuai bahkan sampai bagaimana bersikap sepantasnya pada senior juga perlu di pelajari. Ada beberapa orang yang bisa masuk ke jajaran orang orang hebat, bukan karena ia hebat. Namun karena ia memiliki interpersonal skills yang baik, bisa masuk dalam pembicaraan yang sedang menjadi topik, bisa fleksibel dan terbuka, dan dapat menarik perhatian orang hebat itu. Ada juga para karyawan yang cepat naik jabatan karena dekat dengan orang orang yang menjadi kunci atau pemberi keputusan dan selama ini sikapnya di pandang baik oleh si pemberi keputusan.
Interpersonal skills perlu dipelajari, namun harus dilakukan dengan tulus dan sesuai dengan karakter seseorang. Tidak bisa di buat-buat. Bagaimana caranya? Silahkan menghubungi 0811-1202-234.