Kondisi semakin tidak pasti, perubahan terus menerus terjadi. TIdak ada yang bisa memprediksi masa yang akan datang, bahkan trend satu tahun ke depan pun sudah tidak lagi bisa diperkiraan.
Dari sisi ekonomi tidak menggembirakan. Harga melambung tinggi, sementara pendapatan pun tidak bergerak naik. Untuk yang memiliki bisnis, cukup melelahkan. Harga bahan baku naik, persaingan semakin berdarah-darah sementara kemampuan beli cenderung menurun.
Di bidang politik, makin kacau dan carut marut. Terkesan tidak ada pemimpin yang baik yang bisa mengatasi masalah. TIdak ada juga figure yang benar benar dapat diandalkan yang bisa membawa bangsa dan negara ke arah yang lebih baik. Lebih banyak issue issue negative yang menyebabkan hilangnya kepercayaan public dan dunia.
Dari segi alam, tidak terlalu bersahabat. Curah hujan tinggi, adanya gempa bumi, angin yang kencang, cuaca yang ekstrim, menimbulkan permasalahan baru. Dari segi kesehatan, perlu meningkatkan kewaspadaan. Apalagi dengan munculnya virus baru, corona yang menghantui, menjadi epedemi di seluruh dunia. Lebih dari 5.000 orang meninggal dan ratusan ribu dalam kondisi terpapar. Sungguh menyeramkan!
Ramalan beberapa peramal menambah runyam. Hidup di masa mendatang seakan akan dipenuhi pesimisme, ketakutan, kekhawatiran. Hal ini bisa membuat pikiran buntu. Kreativitas stag dan paranoid terhadap hal-hal apapun.
Baiklah.. mari kita Tarik nafas dalam dalam, sebentar saja. Dan kemudian merenung, apa iya,semua yang telah terjadi sedemikian buruknya? Apa iya, tidak ada kebaikan di masa yang akan datang. Apakah itu akan menjadi belief kita?
Belief adalah ide yang kita yakini kebenarannya dan kita tidak lagi mempertanyakan kebenaran dari ide tersebut, padahal belum tentu ide ini benar-benar-benar/valid. Setiap belief merupakan ringkasan atau kesimpulan, yang dulunya dibuat oleh pikiran sadar, terhadap suatu pengalaman dari kejadian di masa lalu. Ringkasan atau kesimpulan ini adalah generalisasi terhadap suatu situasi tertentu, cara untuk mencapai atau menghindari sesuatu. Setiap belief memberikan short cut atau “instruksi jalan pintas” bagaimana kita harus bersikap, bertindak, dan berperilaku.
Hati- hati menjadikan gejala yang kita temui, peristiwa yang sedang di hadapi menjadi keyakinan atau belief. Karena jika menjadi belief, otomatis, di bawah alam sadar, kita meyakini hidup ke depan sangatlah sulit dan jika ini terjadi, tunggulah kehancuran diri.
Daripada sibuk menunjuk orang, menyalahkan orang, melihat kehancuran orang lain, takut dengan semua hal, mulailah focus dengan kehidupan pribadi. Yakini, bahwa Tuhan telah menjadikan kita sempurna, dan menyediakan semua sumber berlimpah di muka bumi untuk digunakan dengan sebaik-baiknya demi kebaikan kita dan seluruh penduduk bumi. Tuhan juga tidak pernah membebani seseorang di luar kemampuannya.
Davied Vierronieca, seorang trainer, pengusaha yang sering menginspirasi para karyawan , dalam bukunya, “Miracle of belief”, menyampaikan, Modal yang dimilki manusia, yaitu : modal fisik (physical capital) berupa keterampilan atau pengetahuan, modal sosial (social capital) yaitu rasa kebersamaan serta keterikatan emosi, dan modal spiritual (spiritual capital) yaitu kemampuan mengenal diri sejati sebagai hamba Tuhan. Dengan ketiga modal ini, selayaknya manusia tidak perlu merasa takut. Harus optimis dalam menghadapi masalah dan kondisi apapun yang ada.
Ubah belief menjadi hal yang bermanfaat, konstruktif, suportif dan menjadi motor yang menggerakkan kita pada cita cita tertinggi kita. Sejarah mencatat, orang hebat muncul karena keyakinan yang dimilikinya. Seorang pianis yang hanya memiliki beberapa jari, bisa menjadi pianis dunia. Seorang olahragawan yang tidak memiliki tangan, bisa mengarungi laut. Seorang pemimpin dunia, karena keyakinannya bahwa damai itu indah, bisa menyatukan 2 blok negara adidaya yang saling bersebrangan dan menciptakan perdamaian.
Dengan keyakinan tinggi, 1/3 kesuksesan sudah di raih. Di tambah dengan action, jadikan masa depan Anda semakin indah dan bermakna.